Responsive Banner design
Home » , » TEKNIK BUDIDAYA SAPI POTONG

TEKNIK BUDIDAYA SAPI POTONG



PENDAHULUAN
Untuk meningkatkan populasi sapi, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melalui Dinas Peternakan telah mencanangkan program peningkatan populasi sapi potong 1 (satu) juta ekor pada tahun 2013, program ini guna mendukung Program Percepatan Pencapaian Swasembada Daging Sapi (P2SDS) yang pencanangannya dilakukan oleh Menteri Pertanian pada tanggal 9 September 2007 di Balai Laboratorium Produksi dan Kesehatan Hewan (BLPKH) Banyumulek Lombok Barat NTB. Upaya untuk mendukung program ini telah banyak teknologi yang dihasilkan oleh Badan Litbang Pertanian Pertanian maupun dari lembaga penelitian lainnya yang dapat dijadikan acuan dalam upaya mempercepat tercapainya program tersebut. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Selatan salah satu perpanjangan tangan Badan Litbang di daerah telah banyak menghasilkan kajian-kajian tentang budidaya ternak, salah satunya adalah budidaya penggemukan sapi potong.
BEBERAPA TEKNIK  BUDIDAYA SAPI POTONG

Penggemukan adalah pemeliharaan ternak yang bertujuan untuk meningkatkan produksi dan memperbaiki kualitas daging sebelum ternak itu dijual. Beberapa faktor penting yang harus diperhatikan :
  1. Pemilihan Sapi Bakalan
Dipilih sapi jantan dengan kriteria sebagai berikut : mata bersinar, moncong pendek, badan tinggi, dada dalam badan lebar, kulit tipis , tidak terlalu kurus, umur cukup , dan kapasitas perut besar. Pemilihan sapi bakalan dipilih sapi jantan yang berumur 1,5 2 tahun dengan bobot 260-300 kg. Cara menduga bobot badan dengan
menggunakan pita ukur :
http://sulsel.litbang.deptan.go.id/ind/images/stories/umum3/rumus-schoorl.jpg
Keterangan :
W : Bobot Badan/kg
L : Lingkar Dada/cm
  1. Pemberian pakan hijauan dan konsentrat
Waktu pemberian pakan diatur 2 (dua) kali sehari pagi dan sore dalam bentuk pakan hijauan dan konsentrat. Jumlah pemberian hijauan ± 10% dari bobot badan sapi, lebih baik dipotong-potong (2-5 cm) agar lebih mudah dicerna. Jumlah pemberian konsentrat 1-2% dari bobot badan sapi, sebaiknya diberikan ± 3 jam sebelum pemberian pakan hijauan. Tujuannya adalah agar proses pencernaan berjalan secara optimal.

Pemberian konsentrat sebaiknya dalam bentuk kering (tidak dicampur air), namun pemberian bentuk basah juga bisa dilakukan. Yang perlu diperhatikan bila pemberian bentuk basah adalah konsentrat tersebut harus habis dalam sekali pemberian sehingga tidak terbuang.

Air minum tersedia secara ad libitum (tersedia secara terus menerus).

Komposisi pakan konsentrat hasil kajian BPTP Sulawesi Selatan yang disusun berdasarkan bobot badan ratarata 200 kg sebagai berikut :
Bahan pakan
Jumlah (Kg/ekor/bulan)
Dedak padi
36.3
Bungkil kelapa
21.6
Jagung
3.3
Pikutan
0.3
Jumlah
61.5
  1. Pemberian obat cacing
Diberikan obat cacing satu kali selama 3-4 bulan pemeliharaan
  1. Sistem perkandangan
Kandang yang digunakan adalah kandang komunal yaitu kandang yang dibangun atau didirikan secara mengelompok dalam satu hamparan luasan tertentu yang dikelola secara bersama dan dikoordinir oleh seorang ketua kelompok. Lama penggemukan 3-4 bulan.
..
  1. Kebersihan kandang
Kebersihan ternak atau kandang sangat penting agar ternak tetap sehat, lingkungan kandang tidak berbau dan tidak lembab. Lantai kandang setiap hari atau 2 hari sekali dibersihkan dengan cara mengumpulkan kotoran diluar kandang.
  1. Analisa usaha
Untuk mengetahui analisa usaha penggemukan menguntungkan atau tidak, peternak harus melakukan pencatatan usahatani dengan baik. Hal ini dilakukan dengan jalan mencatat semua pengeluaran, penerimaan, dan permasalahan selama usaha pengemukan dilaksanakan seperti : modal pembuatan kandang, harga bakalan, jumlah biaya pakan, permasalahandan perkembangan sapi selama penggemukan dan mencatat harga jual (Sapi dan Kotoran). Dengan demikian maka keuntungan dapat dihitung.

responsif