Responsive Banner design
Home » , » MAKALAH PENYAKIT MULUT DAN KUKU (PMK)

MAKALAH PENYAKIT MULUT DAN KUKU (PMK)



1. PENDAHULUAN



1.1.  Latar Belakang                                                                                          
  Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) atau yang secara internasional dikenal sebagai foot and mouth disease merupakan penyakit hewan yang paling ditakuti oleh semua negara di dunia, karena sangat cepat menular dan menimbulkan kerugian ekonomi yang luar biasa besarnya. Seluruhnya ada 15 jenis
penyakit hewan menular berbahaya, yang secara ekonomis sangat merugikan, yang dimasukkan dalam daftar A oleh Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (Office International des Epizooties). Salah satu penyakit tersebut adalah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).Ledakan wabah PMK pertama kali diketahui di Indonesia tahun 1887 di daerah Malang, Jawa Timur, kemudian penyakit menyebar ke berbagai daerah seperti Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan. Kampanye vaksinasi massal memberantas PMK dimulai tahun 1974 sehingga pada periode 1980 - 1982 tidak tercatat lagi kasus PMK. Pada tahun 1983 tiba-tiba muncul lagi kasus di Jawa Tengah dan menular kemana-mana. Melalui program vaksinasi secara teratur setiap tahun, wabah dapat dikendalikan dan kasus PMK tidak muncul lagi. Pada tahun 1986 Indonesia menyatakan bebas PMK. Hal ini diakui di lingkungan ASEAN sejak 1987 dan diakui secara internasional oleh organisasi Kesehatan Hewan Dunia (Office International des Epizooties – OIE) tahun 1990. Pada tahun 2001 hanya ada 5 negara di dunia yang bebas dari PMK yaitu Kanada, Australia, Amerika Serikat, Selandia Baru, dan Indonesia.

1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu :
1. Apa yang dimaksud Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)?
2. Apa penyebab Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)?
3. Bagaiamana penularan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)?
4. Bagaimana gejala klinis Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)?
5. Bagaimana menegakkan diagnosa Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)?
6. Berapa lama masa inkubasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)?
7. Bagaimana distribusi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)?
8. Bagaimana pencegahan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)?
9. Bagaimana pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)?
10. Bagaimana penanggulangan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)?

1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1.  Untuk mengetahui Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)
2.  Untuk mengetahui agen penyebab Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)
3.  Untuk mengetahui sumber penular Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)
4.  Untuk mengetahui gejala klinis Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)
5.  Untuk mengetahui diagnosa yang dapat ditegakkan untuk Penyakit Mulut dan Kuku
    (PMK).
6.  Untuk mengetahui Tindakan pencegahan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)
7.  Untuk mengetahui Tindakan pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku (PMK)
8. Untuk Mengetahui Aspek Kesehatan Masyarakat




2. PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Umum ( PMK )
       Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) atau Aphthae epizooticae, Foot and mouth disease (FMD) adalah salah satu penyakit menular pada sapi, kerbau, babi, kambing, rusa ,domba dan hewan berkuku genap lainnya seperti gajah, mencit, tikus, dan babi hutan. Kasus yang menyerang manusia sangat jarang. PMK atau yang secara internasional dikenal sebagai foot-and-mouth disease merupakan penyakit hewan yang paling ditakuti oleh semua negara di dunia, terutama negara-negara pengekspor ternak dan produksi ternak, karena sangat cepat menular dan menimbulkan kerugian ekonomi yang sangat luar biasa besarnya. Seluruhnya ada 15 jenis penyakit hewan menular berbahaya, yang secara ekonomis sangat merugikan, yang dimasukkan dalam daftar A oleh Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (Office International des Epizooties). Salah satu penyakit tersebut adalah PMK. Meskipun persoalan PMK sampai dengan saat ini dianggap hanyalah merupakan masalah kesehatan hewan dan tidak menyentuh kesehatan manusia, akan tetapi dampak PMK menjadi sangat luas mengingat keterkaitannya dengan aspek penting yang mempengaruhi kehidupan manusia yaitu aspek ekonomi dan perdagangan.
2.2. Etiologi ( Penyebab PMK )
       Penyakit mulut dan kuku disebabkan oleh enterovirus yang sangat kecil dari famili Picornaviridae, Genus Aphtovirus. Ada tujuh tipe virus PMK, yakni A, O, C, Asia¸ South African Teritorry (SAT) 1, 2, 3. Setiap tipe virus PMK masih terbagi lagi menjadi sub tipe dan galur (strain). Sejauh ini di Indonesia hanya ada satu virus PMK, yakni virus tipe O. Virus penyebab PMK ini berdiameter 10 – 20 milimikron dan terbentuk dari Ribonucleic acid (RNA) serta diselubungi oleh protein. Sifat-sifat virusnya yaitu :
1.  Sangat labil
2.  Antigenisitasnya cepat dan mudah berubah
3.  Tidak tahan pH asam dan basa                                                                                       
4.  Panas,  sinar     UV
5.  Desinfektans
6. Karena terdapat protein virus PMK tahan berbulan-bulan terhadap kekeringan dan dingin.

2.3. Epidemiologi      
       Sumber penular virus PMK adalah semua hewan yang peka terhadap virus PMK, yakni hewan berkuku genap, seperti sapi, kerbau, kambing, domba, babi, gajah, dan jerapah.

2.4. Gejala Klinis                                                                                                      
1.    Pada    Manusia
     Penyakit ini hampir selalu bersifat subklinis, tetapi virus dapat bertahan di farings dan tonsil sampai dua minggu. Mungkin terdapat demam dengan vesikel pada bibir, mulut, kaki, dan tangan untuk beberapa hari.
2.  Pada    Hewan            
     Secara klinis, tanda-tanda hewan yang terserang PMK adalah lesu/lemah, suhu tubuh meningkat (dapat mencapai 41oC), hipersalivasi, nafsu makan berkurang, enggan berdiri, pincang, bobot tubuh berkurang, produksi susu menurun bagi ternak penghasil susu, dan tingkat kesakitan sampai 100%. Tingkat kematian pada hewan dewasa umumnya rendah, namun biasanya tinggi pada hewan muda mycocarditis. Tanda khas PMK adalah lepuh-lepuh berupa tonjolan bulat yang berisi cairan imfe pada rongga mulut, lidah sebelah atas, bibir sebelah dalam, gusi, langit-langit, lekukan antara kaki dan di ambing susu.

2.5.Diagnosis
      Diagnosis dari penyakit mulut dan kuku didasarkan pada gejala klinis yang ditimbulkan. Selain itu dilakukan koleksi sampel pada hewan yang menderita untuk diperiksa dilaboratorium. Sampel isolasi dapat diambil melalui cairan lepuh, keropeng bekas lepuh, dan sampel darah.    

2.6. Tindakan Pencegahan
Pencegahan dapat dilakukan dengan mencegah masuknya binatang dan hasil-hasilnya dari negara-negara dimana terdapat penyakit tersebut. Vaksinasi binatang yang rentan terhadap penyakit pada daerah perbatasan antara daerah yang terinfeksi dan yang tidak. Pemusanahan hewan-hewan yang terinfeksi dan yang kontak dengannya ketika terjadi wabah di daerah yang bukan enzootik. Tindakan Kewaspadaan PMK Pemantauan dan Antisipasi oleh Petugas Dinas Peternakan/Kehewanan dan Karantina Petugas Dinas Peternakan/Kehewanan dan Karantina dapat mengantisipasi masuknya PMK melalui impor ternak dan hasil ternak serta timbulnya kembali kejadian PMK dengan melakukan tindakan sebagai berikut:
1. Pengamatan aktif di lapang, di tingkat kecamatan atau desa, terutama pada lokasi yang pernah timbul wabah PMK serta tempat-tempat rawan seperti pasar hewan, RPH, dan daerah penggembalaan.
2. Sosialisasi kepada peternak mengenai tanda-tanda khas PMK. Bila ada kasus yang dicurigai, segera melapor ke Dinas Peternakan/ Kehewanan setempat.
3. Dalam waktu 24 jam petugas wajib lapor ke Dinas Peternakan/ Kehewanan setempat bila ada kasus yang dicurigai, kemudian diteruskan ke Dinas Peternakan/ Kehewanan Kabupaten, Propinsi dan ke Pusat. Pemantauan dan Antisipasi oleh Petugas Laboratorium Laboratorium Pusat Veterinaria Farma (Pusvetma) di Surabaya dan Balai Penyidik Penyakit Hewan (BPPH) Wilayah I, bekerja sama dengan Dinas Peternakan/Kehewanan setempat, setiap tahun sekali mengadakan pemantauan ke lapang, terutama di daerah-daerah yang berbatasan dengan Negara tetangga atau lokasi yang pernah timbul wabah. Pemantauan secara laboratoris oleh Pusvetma dan BPPH ditujukan terutama untuk uji serologis. Pengamatan laboratorium lebih lanjut dengan pemeriksaan biologis dan isolasi virus perlu dilakukan bila ada kasus yang dicurigai.

2.7. Tindakan Pengobatan
Dapat diberikan :
- Immunoglobulin IV (IGIV), pada pasien imunokompromis atau neonatus
- Extracorporeal membrane oxygenation.

Pengobatan simptomatik :
- Antiseptik di daerah mulut
- Analgesik misal parasetamol
- Cairan cukup untuk dehidrasi yang disebabkan sulit minum dan karena demam
- Pengobatan suportif lainnya ( gizi dll )
Penyakit ini adalah “self limiting diseases”, yaitu dapat sembuh dengan sendirinya, dalam 7-10 hari.

2.8. Aspek Kesehatan Masyarakat
Untuk mengendalikan penyakit ini dapat dilakukan vaksinasi , tergantung pada keadaan setempat. Mengendalikan arus lalu lintas ternak,dalam hal ini pengawasan daging-daging ternak ,seperti tempat pemotongan daging,pasar dan lain-lain. Melalui cara sebagai berikut :
1. Daging PMK boleh dijual belikan asalkan dilayukan selama 24 jam
2. Tulang, jeroan, dan kepala : direbus dahulu
3. Kulit : pemanasan dan pengeringan sempurna
4. Air susu : pasteurisasi susu tidak cukup untuk membunuh virus karena virus dapat berlindung dalam bahan-bahan susu spt: lemak, sisa-sisa sel dsb.nya.



3. PENUTUP


3.1. Kesimpulan        
1. PMK adalah penyakit hewan yang menyerang hewan berkuku genap seperti sapi, kerbau, kambing, domba, babi dan hewan liar seperti menjangan, lhama, kanguru, yaks serta
hewan peka lainnya seperti gajah, armadillo dan tikus.
2. Penyakit mulut dan kuku disebabkan oleh enterovirus yang sangat kecil dari famili Picornaviridae, Genus Aphtovirus.
3. Sumber penular virus PMK adalah semua hewan yang peka terhadap virus PMK, yakni hewan berkuku genap, seperti sapi, kerbau, kambing, domba, babi, gajah, jerapah, dan menjangan. Pada hewan, penularan virus PMK umumnya terjadi secara kontak dalam kelompok hewan atau per os lewat makanan, minuman, atau alat-alat yang tercemar virus.
4. Pada manusia penyakit ini hampir selalu bersifat subklinis, tetapi virus dapat bertahan di farings dan tonsil sampai dua minggu. Mungkin terdapat demam dengan vesikel pada bibir, mulut, kaki, dan tangan untuk beberapa hari. Pada hewan secara klinis, tanda-tanda hewan yang terserang PMK adalah lesu/lemah, suhu tubuh meningkat (dapat mencapai 41oC), hipersalivasi, nafsu makan berkurang, enggan berdiri, pincang, bobot tubuh berkurang, produksi susu menurun bagi ternak penghasil susu, dan tingkat kesakitan sampai 100%.
5. Penegakan diagnosis dari penyakit mulut dan kuku didasarkan pada gejala klinis yang ditimbulkan. Selain itu dilakukan koleksi sampel pada hewan yang menderita untuk diperiksa dilaboratorium. Sampel isolasi dapat diambil melalui cairan lepuh, keropeng bekas lepuh, dan sampel darah.
6. Masa Inkubasi pada manusia tidak tentu dan pada hewan dapat berlangsung 1 – 21 hari tetapi biasanya 3 – 8 hari.
7. Distribusi penyakit kuku dan mulut sudah tersebar secara luas di berbagai negara di dunia., seperti Inggris, Korea, Jepang, dan beberapa negara lainnya.
8. Pencegahan dapat dilakukan dengan mencegah masuknya binatang dan hasil-hasilnya dari negara-negara dimana terdapat penyakit tersebut. Vaksinasi binatang yang rentan terhadap penyakit pada daerah perbatasan antara daerah yang terinfeksi dan yang tidak. Pemusanahan hewan-hewan yang terinfeksi dan yang kontak dengannya ketika terjadi wabah di daerah yang bukan enzootik.
9. Untuk mengendalikan penyakit ini dapat dilakukan vaksinasi , tergantung pada keadaan setempat. Mengendalikan arus lalu lintas ternak,dalam hal ini pengawasan daging-daging ternak ,seperti tempat pemotongan daging,pasar dan lain-lain.
10. Ketika terjadi wabah,maka perlu dilakukan penanggulangan melalui Kebijakan sebagai berikut.
a. Pengamatan terhadap manusia, hewan berkuku genap
b. Pengobatan terhadap penderita
c. Pemberantasan hewan terinfeksi,seperti mengisolasi,membakar hewan yang mati .
d. Perbaikan lingkungan.
3.2.Saran
    Penyakit mulut dan kuku merupakan salah satu penyakit zoonosis yang penting untuk diketahui,dan diberantas,karena penularannya melalui udara(Air Born Deseases).Dalam penalataksanaan perlu ada lintas sector dari setiap pihak.seperti depertemement pertanian (dirjen peternakan) selaku pengelola,dinas kesehatan selaku pengawas ,serta depertement perdagangan selaku pemberi kebijakan terhadap lalu lintas perdagangan daging.Sehingga penyakit mulut dan kuku tidak penyebabkan wabah di seluruh dunia,khususnya di Indonesia.




 DAFTAR PUSTAKA


1. http://mypotik.blogspot.com/2010/03/penyakit-pmk-adalah-disebabkan.html,
diakses 24 oktober 2010
2. fom e-book , http://www.immunizationinfo.org/vaccines/
PMK, diakses 11 maret 2005
3. Demicheli V, Rivetti D, Deeks JJ, Jefferson T, dan Pratt M. (1998). Efektivitas dan keamanan vaksin terhadap PMK manusia:
Sebuah tinjauan sistematis. Vaksin, 16 (9-10), 880-884.
Food and Drug Administration. (1985). Biologi produk:vaksin bakteri dan toxoid: Pelaksnaan meninjau keberhasilan. Federal Register,
50 (240), 51002-51117.
4. Inglesby TV, Henderson DA, Bartlett JG, Ascher MS,
Eitzen E, Friedlander PM, Hauer J, J McDade, Osterholm MT, O'Toole T, Parker G,
Perl TM, Russell PK, dan Tonat K. (1999).
PMK sebagai senjata biologis:
manajemen kesehatan medis dan publik [Konsensus pernyataan dari Kelompok Kerja
untuk Biodefense Sipil]. JAMA, 281 (18), 1735-1745.



responsif