1.
Sapi Tipe Perah
Sapi perah
adalah sapi-sapi yang mempunyai kemampuan memproduksi air susu dalam jumlah
yang cukup banyak. Sapi perah pada umumnya mempunyai bentuk tubuh bagian
belakang melebar kesegala arah sehingga terdapat kebebasan untuk
pertumbuhan
ambing atau mempunyai bentuk trapesium. Jenis sapi perah anbtara lain:
a.
Sapi Friesian holstein (FH)
b.
Sapi Grati
c.
Sapi Jersey
d.
Sapi Sahiwal
e.
Sapi Brown swiss
f.
Sapi Guernsey
g.
Sapi Ayrshire
h.
Australian Illawara Shorthorn
i.
Sapi Autralian Milking Zebu
1.1.
Sapi FH
Sapi FH sangat populer sebagai sapi
perah. Pertama dibawa dari pulau Fries Land barat Belanda dan sebagian dari
Australia serta Selandia baru, Amerika, Kanada, dan Jepang. Warnanya putih dan
hitam dan sangat disukai peternak. Sapi FH memiliki performansi yang baik
sebagai penghasil daging dan susu. Distribusinya sebagian di dataran tinggi
(700 m di atas permukaan laut) dengan temperatur antara 16-23ยบ C, lembab dan
basah di pulau Jawa.
.
Gambar : Sapi FH Betina
Sapi Holsteins dapat dikenali dengan
cepat dari warnanya yaitu putih dan hitam/merah serta produksi susunya yang
tinggi. Berat pedet yang baru lahir dapat mencapai 45 kg, berat
dewasa dapat mencapai 750 kg dengan tinggi 58 inchi.
Sapi dara dapat dikawinkan pada umur
15 bulan, jika berat badan sudah mencapai 400 kg, diharapkan umur pada waktu
pertama kali melahirkan antara 24-27 bulan. Lama kebuntingan sekitar 9
bulan. Dengan lama produksi sekitar 6 tahun. Produksi
susunya di Amerika 8.000 liter dengan lemak 330 kg dan protein 275 kg per ekor
per tahun. Di Indonesia produksi susu
masih rendah, pertahun berkisar 3.000 liter.
1.2.
Sapi Grati
Sapi grati merupakan hasil persilangan sapi FH dengan sapi Jawa-ongole.
Sapi Grati dikembangkan di dataran rendah di daerah Grati, Jawa Timur. Populasi
sapi Grati sekitar 10.000 ekor.
1.3.
Sapi Jersey
Sapi Jersey berasal dari pulau Jersey di Inggris, digunakan sebagai
penghasil susu. Ukuran sapi kecil berkisar 360 sampai 540 kg untuk sapi betina dan 540 sd 820 kg untuk sapi pejantan. Kandungan
lemak susu pada susu sapi jersey tinggi. Jenis sapi ini belum ada di Indonesia.
Warna sapi bervariasi dari abu-abu terang sampai hitam. Paha, kepala dan
bahu sapi warnanya lebih gelap daripada warna tubuhnya.
Sumber:
Wikipedia, 2007
Gambar : Sapi Jersey Betina
1.4.
Sapi Sahiwal Cross
Habitat asli sapi Holstein di
Holland memang beda dengan kondisi Indonesia. Kondisi disini mencakup: iklim,
fauna dan vegetasi sebagai pensuplai nutrisi (pakan). Holstein murni memang kurang nyaman bila dipaksa tinggal dan bermukim di
negeri kita. Kalau dipaksa, tentu bisa bertahan hidup, karena Holstein memang
punya daya adapatasi yang cukup baik.
Untuk di Indonesia, sapi perah biasanya dipelihara dengan penyediaan pakan
yang tidak maksimal. Penyediaan rumput berkualitas rendah tidak cukup untuk
mensuplai kebutuhan energi untuk hidup pokok. Setelah kebetuhan hidup pokok
terpenuhi maka ternak baru akan menggunakan suplai energinya untuk memproduksi
susu. Jadi ada korelasi yang sangat signifikan antara pakan dan poduksi susu
disamping dukungan faktor genetik. Max Dowell, ahli genetik sapi
perah dari Cornell menyarankan, sapi perah yang cocok dengan
iklim Indonesia dengan mengawinsilangkan sapi FH dengan sapi perah daerah
tropis, misalnya sapi sahiwal dari India. Kapasitas produksi Holstein silangan
ini tentu tidak sebagus Holstein aslinya, tapi sapi hybreed ini
kampiun dalam mempertahankan diri terhadap sengatan panas dan kelembaban yg
tinggi, tahan terhadap serangan serangga dan parasit. Mikroba rumen yang hidup
di dalamnya juga mampu mencerna vegetasi yang khas untuk daerah tropis, yang
notabene mengandung serat kasar dan lignin yang tinggi. Ukuran tubuhnya yang
lebih ramping, juga lebih pas untuk daerah tropis. Berat sapi dewasa sekitar
300-400 kg, berat lahir 18-23 kg. Produksi susu pertahun 1.800 kg, dengan lama
laktasi 220 hari, dewasa kelamin pada umur 16 bulan.