2.
Organ Reproduksi
Betina
Organ reproduksi betina
terdiri dari organ primer, saluran reproduksi dan organ kelamin luar. Ovarium
merupakan alat kelamin betina yang bertanggung jawap atas deferisiensi dan pelepasan oosit
matang untuk terjadinya fertilisasi. Dan perkembangan biakan dari
sepesies. Ovarium juga sebagai organ endrokin yang memproduksikan hormone steroid yang memungkinkan berkembangnya cirri-ciri seksual betina sekunderdan mendukung kebuntngan pada umumnya. Ovarium terdapat dua buah yaitu kanan dan kiri, terletak pada rongga pelvis. Sekterukturnya oval, Ovarium tidak terikat dengan tuba falopi dengan saluran telur yang terbuka kearah fimberia.
sepesies. Ovarium juga sebagai organ endrokin yang memproduksikan hormone steroid yang memungkinkan berkembangnya cirri-ciri seksual betina sekunderdan mendukung kebuntngan pada umumnya. Ovarium terdapat dua buah yaitu kanan dan kiri, terletak pada rongga pelvis. Sekterukturnya oval, Ovarium tidak terikat dengan tuba falopi dengan saluran telur yang terbuka kearah fimberia.
Tubafalofi pangkal dari tuba falopii terdapat
fenbrae, femberae adalah struktur berbentuk
corong yang berfungsi menangkap ovum yang telahg diopulasi oleh ivarium dan
akan diteruskan kearah tuba fulapii. Tuba fulapii merupakan saluran reproduksi
betina yang kecil, berliku-liku dan kenyalserta terdapat sepasangdan merupakan
saluran penghubung antara ovarium dan eterus.
Uterus biasanya memiliki dua buah tanduk (kprnua uterus), satu buah tubuh
(korpus uterus), dan satu buah leher rahim (servik uterus).
2.1.
Organ Reproduksi Ayam Betina
Gambar : Organ Reproduksi Ayam Betina
Organ reproduksi ayam betina terdiri dari ovarium dan oviduct.
Pada ovarium terdapat banyak folikel dan ovum. Oviduct terdiri dari
infudibulum, magnum, ithmus, kelenjar kerabang telur dan vagina
(Nalbandov, 1990).
a.
Ovarium
Ovarium terletak pada daerah kranial ginjal diantara
rongga dada dan rongga perut pada garis punggung sebagai penghasil ovum.
Ovarium sangat kaya akan kuning telur atau yang disebut yolk. Ovarium
terdiri atas dua lobus besar yang banyak mengandung folikel-folikel (Nalbandov,
1990). Ovarium biasanya terdiri dari 5 sampai 6 ovum yang telah berkembang dan
sekitar 3.000 ovum yang belum masak yang berwarna putih (Akoso, 1993).
Yolk merupakan tempat disimpannya sel benih (discus
germinalis) yang posisinya pada permukaan dipertahankan oleh latebra. Yolk dibungkus
oleh suatu lapisan membran folikuler yang kaya akan kapiler darah, yang berguna
untuk menyuplai komponen penyusun yolk melalui aliran darah menuju discus germinalis.
Ovum juga dibungkus oleh suatu membran vitelina dan pada ovum masak membran
vitelina dibungkus oleh membran folikel. Bagian yolk mempunyai suatu
lapisan yang tidak mengandung pembuluh kapiler darah yang disebut stigma.
Perkembangan kuning telur dimulai setelah oocyt (discus
germinalis) berkembang secara perlahan-lahan pada hari ke-10 sampai 8
sebelum ovulasi, dengan adanya penimbunan zat-zat makanan. Pada hari ke- 7
sampai 4 sebelum ovulasi pembentukan yolk terjadi sangat cepat. Pada
hari ke-7 sampai 6 sebelum ovulasi yolk, sebesar 1/10 kali yolk masak.
Pada hari ke-6 sebelum ovulasi terjadi lapisan konsentris yolk dan
diameter yolk berkembang dari 6 sampai 35 mm. Lapisan
konsentris terdiri dari lapisan putih dan kuning yang dipengaruhi oleh
perbedaan xanthophyl pakan dan periode siang malam. Pada hari ke-4
sebelum ovulasi yolk sudah berebentuk sempurna seperti pada yolk masak.
Pada hari ke-3 penimbunan komponen yolk mulai lambat dan berhenti
sama sekali pada hari ke-1 sebelum ovulasi dengan diameter sekitar 40 mm
(Nesheim et al., 1979). Proses perkembangan folikel yolk ini
dipengaruhi oleh hormon pituitari setelah terjadinya kematangan seksual pada
ayam betina (Nalbandov, 1990).
Ovarium menghasilkan beberapa hormon pada saat
perkembangannya, folikel-folikel pada ovarium ini berkembang karena adanya FSH (Follicle-Stimulating
Hormone) yang diproduksi oleh kelenjar pituitari bagian anterior (Nesheim et
al., 1979). Anak ayam belum dewasa mempunyai oviduk yang masih kecil dan belum
berkembang sempurna. Perlahan lahan oviduk akan mengalami perkembangan dan
sempurna pada saat ayam mulai bertelur, dengan dihasilkannya FSH tersebut
(Akoso, 1993).
Setelah ayam dewasa ovarium juga memproduksi hormon
estrogen. Hormon estrogen memacu pertumbuhan saluran reproduksi dan merangsang
terjadinya kenaikkan Ca, protein, lemak dan substansi lain dalam darah untuk
pembentukan telur. Estrogen juga merangsang pertumbuhan tulang pinggul dan
brutu. Progresteron juga dihasilkan oleh ovarium, yang berfungsi sebagai hormon
releasing factor di hipothalamus untuk membebaskan LH dan menjaga saluran
telur berfungsi normal (Akoso, 1993).
b.
Oviduk
Oviduk terdapat sepasang dan merupakan saluran penghubung
antara ovarium dan uterus. Pada unggas oviduk hanya satu yang berkembang baik
dan satunya mengalami rudimeter. Bentuknya panjang dan berkelok-kelok yang
merupakan bagian dari ductus Muller. Ujungnya melebar membentuk corong
dengan tepi yang berjumbai (Nalbandov, 1990). Oviduk terdiri dari lima bagian
yaitu: infundibulum atau funnel, magnum, ithmus, uterus atau shell
gland dan vagina.
Oviduk mempunyai struktur yang kompleks untuk menghasilkan
bahan sekitar 40 g (10 g padat dan 30 g air) dalam waktu sekitar 26 jam. Secara
garis besar terdiri lapisan perotoneal eksternal (serosa), lapisan otot
longitudinal luar dan sirkuler dalam, lapisan jaringan pengikat pembawa
pembuluh darah dan syaraf, serta lapisan mukosa yang melapisi seluruh duktus.
Pada ayam muda mukosa bersifat sederhana tanpa lekukan maupun lipatan. Pada
saat mendekati dewasa kelamin serta mendapat stimulus dari estrogen dan
progresteron, maka oviduk menjadi sangat kompleks dengan terbentuknya
ikatan-ikatan primer, sekunder dan tersier. Pada puncak aktivitas sekresinya,
sel-sel menunjukkan bentuk variasinya dari kolumner tinggi sipleks sampai
kolumner transisional yang memiliki silia. Oviduk unggas tidak dapat membedakan
antara ovum dengan benda-benda asing, sehingga akan tetap mensekresikan
albumen, kerabang lunak dan kerabang keras disekitar benda asing tersebut
(Nalbandov, 1990).
c.
Infundibulum
Infundibulum adalah bagian teratas dari oviduk dan
mempunyai panjang sekitar 9 cm (North, 1978). Infundibulum berbentuk seperti
corong atau fimbria dan menerima telur yang telah diovulasikan. Pada bagian kalasiferos
merupakan tempat terbentuknya kalaza yaitu suatu bangunan yang tersusun dari
dua tali mirip ranting yang bergulung memanjang dari kuning telur sampai ke
kutub-kutub telur (Nalbandov 1990). Pada bagian leher infundibulum yang
merupakan bagian kalasiferos juga merupakan tempat penyimpanan sperma, sperma
juga tersimpan pada bagian pertemuan antara uterus dan vagina. Penyimpanan ini
terjadi pada saat kopulasi hingga saat fertilisasi (Sastrodihardjo dan
Resnawati, 1999).
Infundibulum
selain tempat ovulasi juga merupakan tempat terjadinya fertilasi. Setelah
fertilasi, ovum akan mengalami pemasakkan setelah 15 menit di dalam
infundibulum, dan dengan gerak peristaltik ovum yang terdapat pada yolk akan
masuk ke bagian magnum (Nesheim et al., 1979).
d.
Magnum
Magnum merupakan saluran kelanjutan dari oviduk dan
merupakan bagian terpanjang dari oviduk. Batas antara infundibulum dengan
magnum tidak dapat terlihat dari luar (Nalbandov, 1990). Magnum mempunyai
panjang sekitar 33 cm dan tempat disekresikan albumen telur. Proses
perkembangan telur dalam magnum sekitar 3 jam (North, 1978).
Albumen
padat yang kaya akan mucin disekresikan oleh sel goblet yang
terletak pada permukaan mukosa magnum dan jumlah albumen yang disekresikan
sekitar 40 sampai 50% total albumen telur.
e.
Ithmus
Setelah melewati infundibulum telur masuk ke dalam Ithmus.
Antara ithmus dan magnum terdapat garis pemisah yang nampak jelas yang
disebut garis penghubung ithmus-magnum (Nalbandov, 1990).
Panjang ithmus sekitar 10 cm dan merupakan tempat terbentuknya
membran sel (selaput kerabang lunak) yang banyak tersusun dari serabut protein,
yang berfungsi melindungi telur dari masuknya mikroorganisme ke dalam telur
(North, 1978). Membran sel yang terbentuk terdiri dari membran sel dalam dan
membran sel luar, di dalam ithmus juga disekresikan air ke dalam albumen. Calon
telur di dalam ithmus selama 1,25 jam (Sastrodihardjo dan Resnawati, 1999).
Dua lapisan membran sel telur saling berhimpit dan ada
bagian yang memisah/melebar membentuk bagian yang disebut rongga udara (air
cell), air cell akan berkembang mencapi 1,8
cm. Rongga udara bisa digunakan untuk mengetahui umur telur dan besar telur
(North, 1978).
f.
Uterus
Uterus merupakan bagian oviduk yang melebar dan berdinding
kuat. Di dalam uterus telur mendapatkan kerabang keras yang terbentuk
dari garam-garam kalsium (Nalbandov, 1990). Uterus (shell gland)
mempunyai panjang sekitar 10 sampai 12 cm dan merupakan tempat perkembangan
telur paling lama di dalam oviduk, yaitu sekitar 18 sampai 20 jam (North, 1978).
Selain pembentukan kerabang pada uterus juga terjadi
penyempurnaan telur dengan disekresikannya albumen cair, meneral, vitamin dan
air melalui dinding uterus dan secara osmosis masuk ke dalam membran sel. Pada
uterus terjadi penambahan albumen antara 20 sampai 25% (North, 1978).
Deposisi kalsium sudah terjadi sebagian kecil di ithmus
dan dilanjutkan di uterus. Deposisi terjadi pada bagian inner shell,
lapisan mammillary (berupa kristal kalsit) yang membetuk
lapisan material berongga. Komposisi komplit dari kerabang telur berupa kalsit
(CaCO3), dan sedikit sodium, potasium dan magnesium (North, 1978).
Formasi terbentuknya kerabang telur dengan adanya
ketersediaan ion kalsium dan ion carbonat didalam cairan uterus yang akan
membentuk kalsium karbonat. Sumber utama ion karbonat terbentuk karena adanya
CO2 dalam darah hasil metabolisme dari sel yang terdapat pada
uterus, dan dengan adanya H2O, keduanya dirombak oleh enzim carbonic
anhydrase (dihasilkan pada sel mukosa uterus) menjadi ion bikarbonat
yang akhirnya menjadi ion karbonat setelah ion hidrogen terlepas.
Pembentukan kerabang juga diikuti dengan pewarnaan
kerabang. Warna dominan dari kerabang telur adalah
putih dan coklat, yang pewarnaannya tergantung
pada genetik setiap individu (North, 1978). Pigmen kerabang (oopirin)
dibawa oleh darah (50 –70%) dan disekresikan saat 5 jam sebelum peneluran.
Pembentukan kerabang berakhir dengan terbentuknya kutikula yang disekresikan
sel mukosa uterus berupa material organik dan juga mukus untuk membentuk
lapisan selubung menyelimuti telur yang akan mempermudah perputaran telur masuk
ke vagina. Pada kutikula terdapat lapisan porus yang berguna untuk sirkulasi
air dan udara.
g.
Vagina
Bagian akhir dari oviduk adalah vagina dengan panjang
sekitar 12 cm (North, 1978). Telur masuk ke bagian vagina setelah pembentukan
oleh kelenjar kerabang sempurna (di dalam uterus). Pada vagina telur hanya
dalam waktu singkat dan dilapisi oleh mucus yang berguna untuk
menyumbat pori-pori kerabang sehingga invasi bakteri dapat dicegah. Kemudian
telur dari vagina keluar melalui kloaka (Nalbandov, 1990)